Laman

Senin, 26 Juli 2010

farah quinn

Memiliki hobi memasak membuat Farah Quinn merasa seksi. Berkat dunia kuliner ia makin menyadari pentingnya pola makan sehat. Untuk suami dan anak tercinta pun ia selalu menyajikan hidangan lezat, yang berasal dari bahan-bahan segar dan bumbu alami.

Selama ini dunia kuliner yang disajikan di layar kaca lebih banyak menampilkan ahli masak pria. Ketika perempuan eksotis yang bergaya layaknya selebritis ditambah lagi selalu bicara dengan aksen bule ini menjadi pemandu acara masak di sebuah stasiun televisi, kontan saja semua mata menatapnya.

Awalnya orang mengira terpilihnya Farah Quinn memandu acara kuliner itu lebih karena wajah cantik dan posturnya yang seksi. Nyatanya, modal perempuan kelahiran Bandung, 8 April 1980 ini di dunia 'goyang lidah' tidak main-main. Ia lulusan Pittsburgh Culinary institute dengan spesialisasi pastry. "Ya I'm sexy chef and I can cook," ujarnya penuh percaya diri.

Enak tanpa garam

Lama bergaul dengan dunia masak membuat Farah semakin sadar, betapa nilai sehat itu di atas segala-galanya. Meski awalnya termasuk orang yang cuek soal makan, sekarang ia justru menjadi orang yang begitu peduli dan selektif dalam hal makan.

"Dulu saya makan apa saja tanpa pikir, apalagi makanan manis. I like it much dan inilah kebiasaan buruk yang relatif susah saya kontrol," akunya.

Selebihnya, Farah paham betul makanan apa yang sehat bagi diri maupun keluarganya. Penyuka sayuran ini mengaku mendapatkan banyak pejaran dari hobi memasak. Satu di antaranya ia berusaha menekan penggunaan garam.

Sayur tanpa garam, bagi banyak orang pasti terasa tak sedap Namun bagi istri Carson Quinn ini dengan membatasi garam masakan bisa tetap terasa nikmat, dan yang jelas menyehatkan. "Anda mungkin masih bisa memasak tanpa MSG. Namun, sepertinya tidak dengan garam. Tapi percayalah, tanpa garam pun makanan tetap terasa nikmat dan sehat," tegasnya.

Anti yang instan

Ia mengurangi garam, karena menurut pengetahuannya, tiga dari sepuluh orang dewasa menderita tekanan darah tinggi karena terlalu banyak mengonsumsi garam. "Jka kita pintar memadupadankan bumbu-bumbu alami, tanpa menggunakan banyak garam atau penyedap rasa, masakan tetap memiliki citarasa enak," tambahnya.

Menurut Farah, dengan mengurangi asupan garam maupun penyedap masakan, tubuh dapat terhindar dari penyakit hipertensi. "Badan kesehatan dunia, WHO menyarankan agar kita hanya mengosumsi garam tak lebih dari enam gram perhari," ujarnya.

Tak hanya untuk dirinya, buat anaknya, Farah juga tidak pernah memberikan makanan instan serta berbumbu penyedap seperti garam, gula, apalagi MSG.

Jika membuat pancake misalnya ia mengganti garam dengan kayu manis. Untuk isiannya ibu dari Armand Fauzan Quinn ini memilih gula dengan sari buah dan madu.

"Semua masakan bisa dikombinasikan dengan bumbu alami kok," tuturnya.

Manis alami

Paham betul akan dunia kuliner membuat perempuan dengan berat 50 kg dan tinggi 172 cm ini, sangat teliti dalam urusan asupan untuk anaknya yang berusia dua tahun. Menurutnya, pembelajaran makanan bernutrisi harus ditanamkan sejak dini.

"Sebagai chef, saya juga belajar nutrisi," ujarnya kepada GHS. Ketika hamii ia membaca lebih banyak lagi soal nutrisi, dan segala sesuatu yang terkait ia cermati. Hingga sekarang pun, ia terus menambah ilmu. Khusus untuk buah hatinya, ia memperkenalkan yang serba alami, termasuk rasa manis. "Tak ada cokelat atau permen bagi dia," ia menegaskan. Bahkan gula putih. Sebagai ganti camilan atau permen, ia memberikan buah atau jus buah murni.

Menurutnya lidah bayi masih memiliki perasa yang murni. Bila orangtua biasa memberikan rasa non-alami, justru akan merusaknya, "Ia bisa makan yoghurt dengan asyik, meski tanpa rasa. Sampai tantenya keheranan karena rasa yoghurt itu asam. Tidak makan permen dan cokelat yang disenangi anak-anak umumnya, dia merasa happy," ucapnya sambil tersenyum lebar.

Sebagai gantinya, ia memberi sajian sehat buatan sendiri. Termasuk bubur bayi karena yang ditemuinya di pasaran sudah berasa manis. "Rasa manis alami bisa dari orange. Bisa juga dari pisang yang dibikin puree," katanya. Bila membeli camilan, ia pun menjadi ibu pintar dengan selalu membaca label nutrisinya.

Mengolah rasa

Untuk urusan aktivitas sehat, Farah juga punya komitmen tinggi. Setidaknya dua kali seminggu ia aktif di kelas gym. Sang suami juga memiliki rutinitas mengolah raga, dari mulai renang, joging, hingga berlatih di gym.

Farah beruntung memiliki waktu kerja yang fleksibel, sehingga bisa kapan saja membuat jadwal untuk berwisata atau melepas stres. "Kami sangat fleksibel jadi kapan pun kami mau, bisa jalan-jalan atau refreshing bersama," ungkapnya.

Farah boleh dibilang angin segar bagi jagad kuliner yang berkembang di dalam negeri. Di tengah dominasi chef laki-laki, ia memberikan warna berbeda. Tak hanya penampilan, tapi juga kemampuannya mengolah rasa. Sebagai bukti atas kemampuannya, 944 Magazine dan harian The Arizona Republic, dua media bergengsi di Amerika pernah menulis profil dirinya sebagai chef seksi dan cantik dari Indonesia.

"Satu kebanggaan saat kita ada di negera orang dan mereka mengenali kita lewat apa yang kita kerjakan. Aku merasa masak itu seksi," paparnya. Ibu satu anak ini juga pernah menjadi ahli pastry di Arizona Biltmore Resort, World Pastry Championships. Pada 2005 bersama sang suami ia membuka restoran Camus di New York yang laris manis. Anehnya, di negeri sendiri ia merasa malah dipandang sebelah mata. Masa sih!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar